57559
Stay Update Our News
Jajanan Desa Menjelajah Kota Memang terlihat sepi di siang hari bak desa yang biasa biasa saja seperti tetangga sebelah, tapi ketika malam tiba ketika kebanyakan manusia terbaring lelah memanjakan badan di kasurnya yang empuk, di desa ini saat itu kebanyakan masyarakatnya mengais rezeki dengan cara membuat pesanan kue yang sudah dipesan sang pelanggan di pagi hari. Jajanan yang tersediri antaranya yang paling populer di desa Kedung Sumur adalah GODO ROTI (ROTI GORENG) pembuatan Roti Goreng (GODO ROTI) Roti Goreng (Godo Roti) Harga jual jajanan Godo Roti (Roti Goreng) di desa Kedung Sumur 700-1000 tergantung varian besarnya. dan biasanya dijual lagi sama si bakul 1500-2000 per buah, selain godo roti ada juga jajanan kucur, lapes, lumpyah , dadar gulung, wajik dll . pembuatan jajanan khas (wajik) di desa Kedung Sumur juga menerima pesanan jajanan buat acara acara tertentu. barang kali agan agan atau sista sista mau memesan, langsung aja datang ke KEDUNG SUMUR, KECAMATAN KREMBUNG, KABUPATEN SIDOARJO.
Kamis, 22 Juli 2021 732PURA PENATARAN AGUNG MARGO WENING Toleransi antar umat beragama pada jaman modern ini sangatlah baik dan telah terbukti di Desa Balonggarut Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Dimana di Desa Balonggarut disana terdapat Pura yang berada di dalam perkampungan yang mayoritas penduduk Desa beragama Islam. Pura Penataran Agung “Margo Wening” merupakan Pura yang didirikan oleh untuk umat Hindu asli Jawa untuk ibadah umat Hindu di Desa Balonggarut, semula umat Hindu di Desa Balonggarut beribadah dari rumah ke rumah umat Hindu lainnya. Penelitian ini menjelaskan bagaimana fungsi bangunan Pura Penataran Agung “Margo Wening” yang berkaitan dengan konsep arsitektur Hindu. Karena setiap bangunan Pura di Indonesia memiliki bentuk arsitektur yang berbeda- beda. Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian lapangan yang menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori fungsional Bronislaw K. Malinowski digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. Kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa setiap arsitektur bangunan di Indonesia pasti memiliki fungsi dari setiap bangunannya. Memorinya masih sangat tajam untuk mengenang masa-masa perjuangan pada awal 1970-an hingga 1990-an. Ketika dia berusaha membangun pura dengan biaya pas-pasan. Pada 1971, kenang Mangku Wirai, umat Hindu asli Jawa yang jumlahnya 200-an orang bahu-membahu mencari bahan bangunan.
Kamis, 22 Juli 2021 1986Tukar Lahan demi Jaga Kerukunan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mlaten dan Masjid Darussalam di Desa Wonomelati, Kecamatan Krembung yang letaknya saling menghadap jadi bukti kuatnya toleransi antar umat beragama di sana yang sudah terjalin sejak dulu. Menurut sepengetahuan Pendeta Anggraeni, gereja lebih dulu dibangun sebelum masjid. Letak bangunan gereja berada di atas tanah yang sekarang ini ditempati masjid. Sementara tanah yang akan dibangun menjadi masjid berada di tanah yang saat ini ditempati gereja. Namun, para pendahulu yang terdiri dari tokoh agama dan tokoh masyarakat bersepakat untuk menukar tempat tersebut. Alasannya agar umat Kristen maupun Islam bisa saling menghadap. -tidak saling bersingkuran. “Mbah-mbah kita dulu toleransinya sudah sangat luar biasa. Oleh sebab itu antara Masjid dan Gereja dibuat menghadap,” ungkap Pendeta Anggraeni. Posisi kiblat masjid yang tidak bisa ditawar menjadi alasan utama kedua umat untuk tukar lahan. Karena jika tidak bertukar tempat maka posisi teras dan halaman masjid berada di sebelah timur, sehingga bagian belakang masjid menghadap halaman depan gereja. Hal itu yang menjadi dasar para pendahulu yang menganggap tabu posisi menyingkur atau tidak saling menghadap. Sehingga, para sesepuh kedua agama bersepakat untuk menukar tempat agar halaman dan pintu masuk masing-masing tempat ibadah bisa bertatap muka. Alhasil, kesepakatan tersebut bisa dirasakan manfaatnya hingga saat ini. Umat Islam dan Kristen hidup rukun serta saling pengertian. Tak hanya dalam kehidupan sosial, tetapi saat melaksanakan ritual peribadatan pun mereka saling menjaga dan saling mencukupi kebutuhan jika diperlukan. Salah satu contoh kecil saat ibadah Salat Jumat atau salat hari raya. Halaman GKJW dipersilahkan untuk dipergunakan sebagi lahan parkir para jamaah yang melaksanakan salat di masjid. Mereka pun saling bertegur sapa dan mengucapkan selamat hari raya. Gereja yang didirikan sekitar tahun 1883 itu merupakan bagian dari sejarah masyarakat kristen pertama di Sidoarjo. Saat itu masyarakat Kristen Sidokare bermigrasi ke Jombang. Namun beberapa dari mereka langkahnya terhenti di Desa Wonomelati. Setelah itu membentuk sebuah komunitas masyarakat dan mendirikan sebuah gereja. Meski sudah 100 tahun lebih bangunan gereja itu masih berdiri kokoh. Kita bisa menikmati pilar dan cendela gereja khas zaman dulu. Yang manarik lagi lonceng di depan gereja yang masih digunakan hingga saat ini yang usianya 112 tahun.
Kamis, 22 Juli 2021 1270Sejarah Proses penemuan Candi Wangkal bermula pada saat menggali tanah untuk di jadikan batu bata. Di tengah – tengah penggalian tanah dia istirahat dan tertidur. Pada saat itu Bapak Manu (Pencari Batu Bata) bermimpi bertemu dengan seseorang yang menyuruh menggali tanah hingga menemukan suatu benda. Saat terbangun dari tidurnya dia bergegas menggali tanah untuk mengikuti perintah yang ada di dalam mimpinya. Saat menggali tanah hingga rata, terlihat sebuah batu besar berbentuk persegi panjang. Dan di samping batu tersebut terdapat batu bulat yang saling berdampingan .dan saling menjaga (Konon katanya tugu yang mengibaratkan batu asa). Keanehan Setelah melakukan pengamatan, situs Candi Wangkal dapat berfungsi sebagai tugu yang berbentuk persegi/prisma. Panjang situs 1,5 meter dan luas lahan 12 meter dan tinggi belum bisa di pastikan karena tertimbun di dalam tanah. Situs candi wangkal ini sebagian besar masih terpendam di dalam tanah. Hanya di bagian paling atas yang terlihat, informasi dan keterangan candi yang berada di dalam tanah masih sangat minim .tapi yang jelas bagian yang di dalam tanah memiliki lubang pintu, menurut bapak Manu setelah di selidiki. Di dalam candi pernah di temukan sebuah keris yang sekarang di letakan di Museum Nasional. Referensi ^ "Candi Wangkal ~ Jejak Pengelana". Diakses tanggal 30 Mei 2015.
Rabu, 21 Juli 2021 515